Kamis, 29 Maret 2012

ASKEP KLIEN DGN TYPOID


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Demam Typhoid merupakan penyakit endemis di Indonesia, penyakit ini banyak menimbulkan masalah pada kelompok yang berumur antara 8 – 19 tahun (Prevalensi 91 % kasus).
Kejadian demam Typhoid meningkat pada musim. Di Negara dengan empat musim, insiden demam Typhoid meningkat terutama pada musim panas. Penyebarannya tidak tergantung pada keadaan iklim, tetapi lebih banyak dijumpai di Negara-negara yang sedang berkembang, terutama didaerah tropis. Hal ini disebabkan karena penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan dan kebersihan individu yang kurang baik.
Demam typhoid merupakan permasalahan kesehatan penting di banyak Negara berkembang. Secara  global, diperkirakan 17 juta orang mengidap penyakit ini tiap tahunnya. Kebanyakan penyakit ini terjadi pada penduduk Negara dengan pendapatan yang rendah, terutama pada daerah Asia Tenggara, Afrika dan Amerika Latin.
Di Sulawesi Selatan, Indonesia. Demam typhoid merupakan salah satu dari penyakit infeksi terpenting. Penyakit ini endemik di seluruh daerah di propinsi dan merupakan penyakit infeksi terbanyak keempat yang dilaporkan dari seluruh 24 kabupaten di Sulawesi selatan, typhoid merupakan penyebab terpenting terjadinya septisemia terkait komunitas, dengan insiden rate yang dilaporkan melebihi 2.500/100.000 penduduk.
Di kota Parepare, khususnya Rumah Sakit Fatima pada tahun 2007 terdapat 262 pasien yang menderita typhoid dimana 84 pasien (32%) adalah anak-anak. Pada tahun 2008 jumlah penderita typhoid meningkat menjadi 352 pasien dan 163 pasien (46,31%) adalah anak-anak. Sedangkan pada tahun 2009 sampai tanggal 13 Juli 2009 jumlah penderita typhoid sebanyak 181 pasien, dimana 59 pasien (33%) adalah anak-anak. Sumber penularan tidak diketahui secara pasti tetapi kemungkinan disebabkan karena sanitasi lingkungan yang kurang bersih.
Penderita typhoid perlu dirawat di rumah sakit dengan perawatan isolasi dan diberi observasi khusus. Penderita harus tirah baring absolute sampai minimal 7 hari atau kurang lebih 14 hari. Untuk itu, perawat dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan dalam melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan kasus typhoid.
B.     BATASAN MASALAH
Ditinjau dari  masalah dan berbagai penyakit saluran pencernaan, maka dalam penyusunan karya rulis ini, penulis hanya membatasi pada Asuhan Keperawatan kepada pasien dengan Typhoid Abdominalis selama 3 hari, mulai tanggal 11 Juli – 13 Juli 2009 di ruang perawatan Yasinta kamar 15 Rumah Sakit Fatima Parepare.

C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Tujuan Umum
a.       Memperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita typhoid abdominalis.
b.      Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif meliputi aspek bio-psikologis pada pasien dengan typhoid abdominalis berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mampu melakukan pengkajian pada kasus typhoid abdominalis.
b.      Mampu membuat perencanaan keperawatan terhadap masalah yang timbul sesuai dengan prioritas masalah.
c.       Mampu mengimplementasikan rencana keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat pada pasien dengan typhoid abdominalis.
d.      Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan terhadap tindakan keperawatan pada pasien typhoid abdominalis.
e.       Mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada anak dengan typhoid abdominalis.
f.       Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi Diploma III keperawatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar